Wanita Bekerja = Kebutuhan, Keharusan, Keterpaksaan?

Postingan ini berawal dari survey (ceilahhhh) 🙂 yang kulakukan beberapa waktu lalu. Survey-nya sendiri tidak dilakukan secara langsung dengan meminta volunteer mengisi formulir kuesioner kayak mo bikin skripsi lho ya…tp melalui bincang2 santai aja. Pertanyaan awal ya..muter2 dulu lah…,mulai dari nanya urusan keluarga, anak sampe akhirnya bertanya kenapa memilih bekerja (istilah kerennya ngerumpi dulu…hihi) eh…ngerumpi boleh kan ya? yang gak boleh kan nggosip 😦 .
Dan hasilnya dari sekian banyak wanita (baca= Ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah) yang sudah kuajak ngerumpi, terbagi menjadi 3 Kategori ini :

1. Bekerja karena KEBUTUHAN

Yang dimaksud disini bukan kebutuhan dalam arti butuh nambah duit buat perekonomian keluarga…karena rata2 suami mereka juga berpenghasilan lumayan dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga tanpa si Ibu harus bekerja diluar rumah, tapi kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan untuk dihargai. Kebutuhan untuk menyalurkan ‘bakat terpendam’ (halah istilahnya itu lho.. 😉 ). Kebutuhan untuk bersosialisasi/berinteraksi dengan dunia luar. Kebutuhan untuk terus berkembang dan mengembangkan diri…pokoknya yaaa..gitulah…

2. Bekerja karena KEHARUSAN

Nah..kalau kategori yang ini barulah bekerja karena keharusan membantu suami dalam menafkahi keluarga. Rata-rata mereka bekerja karena penghasilan para suami tidak cukup untuk membiayai beban rumah tangganya. Jadi..ya..memang harus keluar rumah untuk bekerja dan mendapat tambahan duit.

3. Bekerja karena KETERPAKSAAN

Pada kategori ini, si Wanita sebenarnya tidak ingin bekerja, ingin di rumah saja melaksanakan tugasnya sebagai seorang Ibu rumah tangga dalam membimbing dan membina putra-putrinya. Tapi karena adanya dorongan/paksaan/tekanan untuk tetap bekerja dari lingkungan sekitar maka dia harus bekerja keluar rumah. Dorongan/paksaan/tekanan itu bisa berasal dari keluarga sendiri, keluarga suami, lingkungan tempat tinggalnya/lingkungan sosialnya dsb.

Nah…dari ketiga kategori di atas, sebenarnya yang paling asyik itu ya kategori pertama dimana sang wanita/Ibu bekerja karena memang ia ingin bekerja (menurutku lho…).
Tapi itu baru survey kecil2an yang kulakukan dilingkungan tempat kerjaku…mungkin kalau diperluas survey-nya, pengkategoriannya bisa bertambah, misalnya menjadi kategori gabungan antara kategori 1 dan 3, gabungan kategori 2 dan 3 atau gabungan kategori 1 dan 2 or malah nambah lagi jenis kategorinya.

Hehe…jadi pingin bikin survey yang lain lagi nih… (sshhhhahhh..maksudnya pingin ngerumpi lagi wakwkwkwkwkwaaaakkkk) 🙂

12 thoughts on “Wanita Bekerja = Kebutuhan, Keharusan, Keterpaksaan?

  1. ehmmm, memang yg paling enak itu kerja di rmh sendiri n ga terikat instansi apalagi sperti kata sunflo…. bisa mhasilkan RpRpRpRpRp gitu 🙂 oya maaf ya, blog saya agak lama terlantar,,,jd komennya baru sy approve,,, 🙂

  2. Menurutku sih, bekerja gak harus keluar rumah dan bekerja dengan orang lain. Banyak perempuan yang punya usaha di rumah dan terbilang sukses hingga mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

    • Mantap mbak…kerjanya jadi menyenangkan pastinya.Btw..udah lama aku g mampir ke ‘rumah’ mbak Tyke ya…udah jarang blogwalking soale, posting aja kalau sempet..hehe… I’m a laziest blogger anyway… 😦

Leave a reply to issaura Cancel reply